Menjadi
seorang guru adalah sebuah profesi mulia, mendidik dan menanamkan segala
pelajaran yang akan menjadi bekal bagi penerus, bagi pemegang, bagi pembesar
bangsa ini kelak. Seorang guru ibarat Ibu yang menyiapkan bekal di pagi hari
untuk anaknya, ibarat seorang dokter yang memberi resep obat bagi pasiennya,
atau ibarat sebuah guide book yang diberikan ketika kita membeli alat
elektronik. Terlepas dari si anak memakan bekalnya, pasien yang mengkonsumsi
obatnya sesuai anjuran, atau si pembeli yang mengikuti petunjuknya. Seorang
guru hanya memastikan bahwa ia telah berusaha mempersiapkan segalanya untuk
anak didiknya, memastikan bahwa anak didiknya kelak dapat bertahan hidup,
melindungi dirinya, dan telah memiliki ilmu yang luas untuk menjalani kehidupan
tanpa ada figur seorang guru lagi. Ini
adalah jawaban pertama atas pertanyaan kenapa saya menjadi guru, jelas karena
ingin mendidik anak-anak hebat penerus bangsa.
Menulis
essay ini membuat saya teringat pada sesosok guru saya ketika duduk di bangku
SD, guru ini telah menjadi jawaban kedua atas pertanyaan yang diajukan. Ada
seorang guru yang menjadi idola bagi saya dan teman-teman kala itu. Beliau
seorang pengertian, perhatian, sabar, dan dekat dengan muridnya. Seorang guru
yang benar-benar menjadi sosok orang tua di sekolah. Melihatnya senang dengan
apa yang dijalaninya, yaitu menjadi seorang guru, terbersit keinginan untuk
menjadi seorang guru juga, menjadi sosok seperti dirinya.
Menjalani
sebuah pekerjaan dengan apa yang disenangi, dengan minatnya, atau sesuai dengan
passion membuat
hati menjadi senang tanpa beban, mempermudah segala urusan dan apa yang
dikerjakan. Begitu juga saya yang sangat mencintai profesi menjadi guru. Saya
telah menjadi guru selama 25 tahun sejak
tahun 1990. Setelah menjejaki pendidikan
di IKIP Bandung, saya menjadi seorang guru di sebuah sekolah menengah, dan
berlanjut menjadi guru SMA Negeri 1 Bogor dari tahun 1994. Saya mengajar di
bidang bahasa, bahasa Inggris, yang merupakan suatu hal yang wajib dikuasai di
era global ini. Menjadi seorang guru membuat saya dekat dengan anak-anak, saya
terkadang merasa menjadi lebih muda, kembali pada masa-masa saat saya duduk di
bangku sekolah. Jawaban ketiga atas pertanyaan yang juga sering saya tanyakan
pada diri saya ketika saya lelah menghadapi sebuah permasalahan, karena saya
senang dan mencintai menjadi seorang guru.
Tuntutan
menjadi seorang guru yang harus terus menerus mengembangkan dirinya, dengan
menambah ilmu pengetahuan, kemampuan bergaul dan bertemu dengan
komunitas-komunitas guru lainnya, menjadi guru membuat saya terus berkembang
menjadi lebih baik lagi. Apalagi di zaman serba mudah ini, seorang guru tidak
boleh ketinggalan zaman, maka seorang guru harus terus menguprade
dirinya. Seperti apa yang telah menjadi pesan dari Nabi terakhir, bahwa orang
yang lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung. Semoga kelak
jawaban inilah yang akan menjadikan saya sebagai sebaik-baiknya manusia, orang
yang bermanfaat dan orang yang lebih baik lagi dari hari kemarin.
Banyak
jawaban-jawaban kenapa saya memilih jadi guru, yang mungkin tak akan cukup
dijabarkan di sini. Namun satu hal yang perlu diingat, tak ada jawaban kenapa
saya tidak menjadi seorang guru, untuk itulah
kenapa saya menjadi seorang guru.