Jumat, 27 Februari 2015

KENAPA SAYA JADI GURU



       Menjadi seorang guru adalah sebuah profesi mulia, mendidik dan menanamkan segala pelajaran yang akan menjadi bekal bagi penerus, bagi pemegang, bagi pembesar bangsa ini kelak. Seorang guru ibarat Ibu yang menyiapkan bekal di pagi hari untuk anaknya, ibarat seorang dokter yang memberi resep obat bagi pasiennya, atau ibarat sebuah  guide book  yang  diberikan ketika kita membeli alat elektronik. Terlepas dari si anak memakan bekalnya, pasien yang mengkonsumsi obatnya sesuai anjuran, atau si pembeli yang mengikuti petunjuknya. Seorang guru hanya memastikan bahwa ia telah berusaha mempersiapkan segalanya untuk anak didiknya, memastikan bahwa anak didiknya kelak dapat bertahan hidup, melindungi dirinya, dan telah memiliki ilmu yang luas untuk menjalani kehidupan tanpa ada figur seorang guru lagi.  Ini adalah jawaban pertama atas pertanyaan kenapa saya menjadi guru, jelas karena ingin mendidik anak-anak hebat penerus bangsa.

       Menulis essay ini membuat saya teringat pada sesosok guru saya ketika duduk di bangku SD, guru ini telah menjadi jawaban kedua atas pertanyaan yang diajukan. Ada seorang guru yang menjadi idola bagi saya dan teman-teman kala itu. Beliau seorang pengertian, perhatian, sabar, dan dekat dengan muridnya. Seorang guru yang benar-benar menjadi sosok orang tua di sekolah. Melihatnya senang dengan apa yang dijalaninya, yaitu menjadi seorang guru, terbersit keinginan untuk menjadi seorang guru juga, menjadi sosok seperti dirinya.

      Menjalani sebuah pekerjaan dengan apa yang disenangi, dengan minatnya, atau sesuai dengan passion  membuat hati menjadi senang tanpa beban, mempermudah segala urusan dan apa yang dikerjakan. Begitu juga saya yang sangat mencintai profesi menjadi guru. Saya telah menjadi guru selama  25 tahun sejak tahun  1990. Setelah menjejaki pendidikan di IKIP Bandung, saya menjadi seorang guru di sebuah sekolah menengah, dan berlanjut menjadi guru SMA Negeri 1 Bogor dari tahun 1994. Saya mengajar di bidang bahasa, bahasa Inggris, yang merupakan suatu hal yang wajib dikuasai di era global ini. Menjadi seorang guru membuat saya dekat dengan anak-anak, saya terkadang merasa menjadi lebih muda, kembali pada masa-masa saat saya duduk di bangku sekolah. Jawaban ketiga atas pertanyaan yang juga sering saya tanyakan pada diri saya ketika saya lelah menghadapi sebuah permasalahan, karena saya senang dan mencintai menjadi seorang guru.

      Tuntutan menjadi seorang guru yang harus terus menerus mengembangkan dirinya, dengan menambah ilmu pengetahuan, kemampuan bergaul dan bertemu dengan komunitas-komunitas guru lainnya, menjadi guru membuat saya terus berkembang menjadi lebih baik lagi. Apalagi di zaman serba mudah ini, seorang guru tidak boleh ketinggalan zaman, maka seorang guru harus terus menguprade dirinya. Seperti apa yang telah menjadi pesan dari Nabi terakhir, bahwa orang yang lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung. Semoga kelak jawaban inilah yang akan menjadikan saya sebagai sebaik-baiknya manusia, orang yang bermanfaat dan orang yang lebih baik lagi dari hari kemarin.

      Banyak jawaban-jawaban kenapa saya memilih jadi guru, yang mungkin tak akan cukup dijabarkan di sini. Namun satu hal yang perlu diingat, tak ada jawaban kenapa saya tidak menjadi seorang guru, untuk itulah  kenapa saya menjadi seorang guru.